Petani Purbawinangun Pertanyakan Pungli Uang Panen

Daerah, Regional1,307 views

Kabarone.com, Cirebon – Sejumlah masyarakat petani Desa Purbawinangun Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon mempertanyakan uang pungutan liar (Pungli) hasil panen yang dilakukan oleh oknum perangkat desa berinisial Nn yang mencapai puluhan juta rupiah setiap tahunnya.

Informasi yang dihimpun media ini Senin (22/05) dari narasumber dilokasi menyebutkan masyarakat petani Desa Purbawinangun Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dalam musim tanam satu tahun rata-rata tiga kali pertahun.

” Setiap kali musim panen masyarakat petani Desa Purbawinangun Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon ini dipungut uang berkisar Rp.100.000,- sampai dengan Rp.500.000,-,” kata salah seorang petani diareal persawahan di desa setempat.

Menurut Dia, yang namanya tidak mau disebutkan, tapi siap menjadi saksi menyatakan petani di desa itu sudah lama dikenakan pungutan sejak oknum Nn jadi perangkat desa. Pihaknya sebenarnya tidak keberatan bila pungutan itu resmi dengan ada dasar hukumnya yang kemudian uang hasil pungutannya dipergunakan untuk kepentingan umum seperti pembangunan desa.

Dijelaskannya bahwa besarnya pungutan bervariasi, terkadang dilihat dari luas areal sawah masing-masing petani pemilik sawah. Namun bersarnya uang pungutan dan luas areal sawah yang dikenakan pungutan tidak jelas. Seharusnya pemerintah desa mempunyai payung hukum.

“Selain itu dana desa dan penggunaannya wajid diketahui seluruh rakyat desa dan semua kegiatan desa diberitahukan kepada masyarakat melalui papan informasi desa yang ditempelkan pada tempat-tempat strategis mudah dibaca seperti dipasang pada papan informasi masjid dan atau ditempat-tempat umum lainnya,” tandasnya

Hal tersebut sudah ada surat edaran menteri dalam negeri tentang pedoman pengawasan dana dan diamanatkan oleh undang undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, tegasnya.

Sementara Kuwu Desa Purbawinangun Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, Rusmana belum dapat dikonfirmasi. Sedangkan Kepala Urusan Perekonomian & Pembangunan, Nono Cahyono tidak dapat ditemui di kediamannya, begitu juga saat dihubungi telepon seluler oleh istrinya tidak diangkat. ” Telepon selulernya nyambung tapi tidak diangkat, meski sudah dicoba berulang-ulang Pak,” pungkas Ny. Maryam (istri Nono Cahyono). (Mulbae.)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *