Pencanangan Desa Bebas Narkoba Di Bulungan, Desa Bumi Rahayu Jadi Percontohan

Daerah, Regional1,256 views

Kabarone.com, Bulungan – Peredaran narkoba di Kaltara termasuk di dalamnya Kabupaten Bulungan sudah mencapai titik nadir atau darurat. Pasalnya Jumlah kasus peredaran narkoba di wilayah Provinsi Kalimantan Utara adalah yang tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi DKI Jakarta. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar pencanangan desa bebas narkoba di Desa Bumi Rahayu, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kamis lalu.

Sebagai gambaran, pada Januari hingga Mei 2015 tercatat Polres Bulungan berhasil mengungkap 16 kasus narkoba, padahal pada periode sama tahun 2014 tidak mencapai 10 kasus. Total barang bukti narkoba jenis sabu yang disita mencapai 2,8 kilogram atau senilai lebih dari Rp2,5 miiar. Sementara Polres Nunukan pada periode Januari sampai Oktober 2015 sudah berhasil mengungkap 65 kasus narkoba dengan total barang bukti narkoba sabu mencapai 10 kilogram.

“Peredaran narkoba di Kaltara termasuk di dalamnya Kabupaten Bulungan sudah mencapai titik nadir atau darurat. Dan kita melihat narkoba ini mulai menyasar masyarakat desa yang mungkin masih kurang memahami bahayanya narkoba,” ungkap Dandim 0903 Tjs, Letkol Inf Gema Repelita pada acara pencanangan di Aula Desa Bumi Rahayu.

Desa Bumi Rahayu yang memiliki jumlah penduduk 953 jiwa dipilih sebagai pilot project atau proyek percontohan desa bebas dari narkoba di Kabupaten Bulungan. Desa ini dikenal dengan kehidupan transmigrasi masyarakatnya yang rukun, damai serta kompak. Wilayah desa pun berdekatan dengan pembangunan gedung-gedung pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang saat ini sedang berjalan.

“Kodim bekerjasama dengan Polres, BNK serta KNPI akan memantau desa ini selama 3 bulan ke depan. Bila selama 3 bulan ke depan, desa ini dapat mempertahankan status bersih dari narkoba, maka menyusul desa-desa lainnya di Bulungan,” tandasnya.

Dandim menargetkan pada 2016 ada 6 sampai 7 desa lagi di Bulungan yang bisa mendapat status bebas dari narkoba. Dandim pun menegaskan, pencegahan bahaya narkoba saat ini mengedepankan upaya preventif atau pencegahan berupa rehabilitas.

“Jadi masyarakat tidak perlu takut, cepat laporkan kalau ada kecurigaan sedang terjadi kasus narkoba atau mungkin ada anggota keluarga yang terkena narkoba.  Saat ini tempat rehabilitasi masih di Kota Balikpapan, tapi untuk tiket ke sana disediakan,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Bulungan, Syaiful Herman berharap, predikat desa bebas dari narkoba bisa berlaku di 74 desa se-Bulungan. Desa Bumi Rahayu yang selama ini beberapa kali meraih penghargaan transmigrasi terbaik di tingkat provinsi hingga nasional diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa yang lain.

“Bagi para lurah dan camat hendaknya juga memperhatikan bahaya narkoba di wilayahnya, kita ikuti cara TNI dan POLRI yakni cegah dini, tangkal dini,” tukasnya.

Syaiful menjelaskan, wilayah Kaltara sangat rawan karena memiliki perbatasan dengan negara Malaysia sepanjang 1.038 kilometer jalur darat dan banyak jalan tikus. Beragam modus penyelundupan narkoba pun dilakukan pengedar mulai dari disembunyikan di dalam anggota tubuh, kotak makanan hingga di dalam barang elektronik seperti televisi.

“Kita paham di tiap desa itu biasanya ada 1 atau 2 orang tukang mabuk, nah tukang mabuk ini sangat rawan berdekatan dengan narkoba, yang tadinya pemakai bisa jadi pengedar,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Syaiful pun mengajak para orangtua, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta kalangan pendidik di desa untuk giat mengadakan kegiatan positif untuk menghindarkan warga khususnya generasi muda dari narkoba.

“Terutama menjelang tahun baru 2016 biasanya kegiatan minum minuman beralkohol sampai narkoba ini biasanya meningkat. Hal ini harus menjadi perhatian dan pengawasan kita semua,” pungkasnya. (Mudi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *