Fraksi Menduga Ada Korupsi di Pelaksanaan Rehab Gedung SDN 4 Ngumpakdalem

BOJONEGORO. Kabarone.com – Front Rakyat Antikorupsi (Fraksi) menduga ada korupsi dalam pelaksanaan pembangunan rehab gedung SDN 4 Ngumpak dalem, Kecamatan Dander, Bojonegoro, yang roboh lantaran diterjang angin puting beliung.

Menurut koordinator Front Rakyat Antikorupsi, Edy Kuntjoro, indikasi korupsi pada pelaksanaan rehab gedung SDN Ngumpakdalem 4 itu terlihat jelas dari pernyataan Kepala bidang Pendidikan dasar TK/SD, Dinas Pendidikan Bojonegoro, Chumedi, kepada wartawan yang disampaikan saat melayani konfirmasi di kantornya, Selasa (26/9).

Pernyataan Kabid TK/SD itu sangat gamblang menyebut ada ketidaksesuaian fisik kontruksi bangunan yang tidak sesuai dengan speksifikasi bahan proyek yang telah ditentukan dalam RAB.

Seperti, fisik besi pada balok kuda-kuda bangunan menggunakan besi diameter 10 mm padahal dalam RAB semestinya menggunakan besi berdiameter 11,7 mm dan isi kolom beton yang seharusnya diisi 6 batang besi tapi ternyata fisik kolom beton hanya diisi 4 batang besi. Juga kording atap bangunan yang mestinya dalam RAB menggunakan besi kanal C tapi diganti gavalum.

Selain itu juga penyataan komite sekolah, Marsam, yang menyatakan bahwa anggaran pembangunan rehab gedung sekolah Rp 142 juta yang bersumber dari DAK pendidikan 2016 tersebut semestinya dipergunakan untuk rehab 3 gedung tapi hingga sekarang baru selesai satu gedung.

“Ini aneh, laporan pertanggung-jawaban penggunaan anggaran kan sudah disampaikan ke Diknas, kok pekerjaannya belum tuntas. Berarti LPJ-nya diduga juga fiktif lantaran pelaksanaan pekerjaan rehab seharusnya sudah selesai tuntas pertengahan Desember 2016,” ujar Edy Kuntjoro.

Ia berharap pihak penegak hukum segera menindak lanjuti perkara gedung roboh ini, karena jelas-jelas ada pelanggaran hukum pidana korupsi yang dimungkinkan menjadi penyebab robohnya gedung yang baru dibangun sekitar 9 bulan lalu.

“Toh masa pemelharaannya sudah berakhir,” tambahnya.

Penegak hukum baik polisi maupun kejaksaan harus mengusut tuntas perkara robohnya gedung sekolah ini. Baik melakukan pengusutan pada pihak panitia pelaksana pembangunan, kepala sekolah maupun pihak konsultan pengawas.

Menurut koordinator Fraksi, selain panitia pelaksana, konsultan pengawas adalah pihak pertama yang paling bertanggung jawab perihal tidak sesuainya spek yang digunakan dalam pembangunan gedung itu. Lantaran konsultan pengawas telah dikontrak untuk pekerjaan pengawasan pelaksanaan proyek rehab gedung SDN 4 Ngumpakdalem.

“Kalau konsultan pengawasnya bekerja dengan benar tentunya tak akan terjadi penyimpangan spek. Karena output kinerja konsultan pengawas tersebut adalah menjamin kualitas proyek sesuai dengan RAB yang telah ditentukan. Jadi kalau terjadi penyimpangan spek bahan bangunan maka konsultan pengawas harus berani mempertanggungjawabkannya,” kata Edy.

Setiap barang yang dibeli oleh pihak panitia pelaksana pembangunan harus dicek fisiknya oleh konsultan pengawas dan memastikan barang yang dibeli dan akan dipergunakan sebagai ahan bangunan sudah sesuai spek yang tercantum dalam RAB. Baik volume fisik maupun standar ukurannya.

Koordinator Fraksi juga menduga telah terjadi penyimpangan spek pembuatan cor beton ( Semen, Pasir dan Batu Koral). Lantaran dari fisik balok beton yang ambruk, pasir cor beton yang seharus keras itu sebagian langsung ambyar lepas dari besi rangkaian balok beton.

Ia berharap aparat penegak hukum baik polisi maupun dari kejaksaan segera mengusut kasus tersebut dan tidak harus menunggu selesainya pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat. Lantaran proyek tersebut sudah diluar masa pemeliharaan dan bukti-bukti penympangan telah ada di lapangan.

“Harapan kami ada pengusutan lebih dalam apakah pihk konsultan pengawas tersebut juga melakukan pekerjaan pengawasan pada kegiatan yang sama di sekolah lain. Kan batas maksimalnya ada dalam ketentuan,” tandasnya.
Diberitakan gedung kantor SDN 4 Ngumpakdalem yang baru selesai dibangun Desember 2016 lalu sudah roboh karena diterjang angin puting beliung.

Menurut guru SDN Ngumpak dalem 4, Bekti Pertiwi, kronologi ambrunya gedung kantor SDN 4 Ngupakdalem, berawal dari sekitar pukul 15.00 Wib. Terjadi hujan lebat disertai angin kencang, tiba-tiba atap genteng gedung kantor berjatuhan. Satu jam kemudian (16.00) gedung kantor sekolah roboh total.

Sementara itu, Komite Sekolah, Marsyam diperoleh keterangan dari Komite Sekolah, Marsam, bahwa bahwa bangunan kantor SDN Ngumpakdalem ini menggunakan dana dari APBD tahun 2016 yang bersumber dari DAK Pendidikan, dengan nilai anggaran Rp. 142 juta.
Sesuai rencana dana Rp. 142 juta itu diperuntukkan rehab 3 lokal gedung sekolah namun baru selesai satu gedung kantor.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan dasar TK/SD, Dinas Pendidikan Bojonegoro, Chumedi, mengatakan ambruknya SDN 4 Ngumpakdalem, Dander, karena ada kesalahan kontruksi dalam pelaksanaan pembangunan gedung kantor SDN Ngumpakdalem 4, Kecamatan Dander, Bojonegoro.

Pada balok beton kuda-kuda yang semestinya diisi 6 batang besi hanya diisi 4 batang besi. Begitupula dengan ukuran besi balok kuda-kuda yang seharusnya sesuai RAB menggunakan besi ukuran 11,7 mm tetapi digunakan besi ukuran 10 mm.

“Ada perbedaan dalam RAB, balok kuda-kudanya itu jumlah besinya 6 tapi diisi 4, terus diameter besi mestinya 11,7 mm ternyata 10 mm. Terus kording itu mestinya kanal C diganti gavalum jadi kekuatannya berkurang,” terang Chumedi, di kantornya, Dinas Pendidikan Bojonegoro, Selasa (26/9).

(Dan/Pur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *