Provinsi Kaltara MAsuk Menjadi Anggota Baru GCF Task Force

Kabarone.com, Kaltara – Masuknya Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr Ir H Irianto Lambrie sebagai anggota Governor’s Climate and Forest (GCF) Task Force atau Satuan Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan, memberikan banyak keuntungan bagi Kaltara. Salah satunya, Kaltara berpeluang besar mendapatkan bantuan dari negara pendonor, untuk mendanai kegiatan pengurangan pemanasan global, emisi rumah kaca, serta pelestarian lingkungan dan hutan.

Irianto mengungkapkan, beberapa waktu lalu, diwakili oleh kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara Edy Suharto dan Pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kaltara Ismail diundang untuk pertemuan bersama perwakilan provinsi-provinsi di Indonesia yang juga menjadi anggota GCF Task Force.

“Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh lembaga penelitian inovasi bumi sebagai perwakilan GCF di Indonesia dan dihadiri oleh perwakilan pemerintah provinsi anggota GCF itu, dibahas mengenai penyusunan proposal untuk mendapatkan dana dari negara pendonor. Dalam hal ini dari Negara Norwegia,” kata Irianto.

Dari hasil pertemuan tersebut, lanjutnya, bisa diketahui gambaran bantuan yang diberikan. Selain itu, pokok-pokok pembahasan pada pertemuan tersebut, nantinya akan disampaikan ke Pemerintah Norwegia. Usai pertemuan yang dilangsungkan di Bali ini, nantinya masing-masing daerah akan segera menyusun proposal untuk diajukan. “Mengenai berapa dana yang akan diberikan, nanti ditentukan oleh negara pendonor. Yang jelas kita diminta untuk membuat proposal kebutuhan dana untuk keperluan pengurangan gas emisi karbon serta pelestarian lingkungan dan hutan,” ujarnya.

Disebutkan, di Indonesia, selain Kaltara, ada 6 provinsi lain yang masuk anggota GCF Task Force. Di antaranya di Kalimantan, ada Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalbar (Kalimantan Barat). Kemudian Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Papua dan Papua Barat.

Untuk diketahui, Kaltara secara resmi ditetapkan sebagai anggota baru GCF Task Force usai rapat pleno anggota GCF yang berlangsung di ruang pertemuan Hotel Fiesta Americana, Jalisco, Guadalajara, Mexico pada Senin (29/8) lalu.

Saat ini, ada 34 negara bagian atau provinsi dari 11 negara di dunia yang tergabung dalam GCF. Salah satu di antaranya adalah negara bagian California yang merupakan penggagas pertama. Irianto mengakui, bahwa Kaltara beruntung dapat langsung diterima sebagai anggota baru GCF. Hal ini dipengaruhi oleh posisi serta peran Kaltara dalam konstelasi pemanasan global dan perubahan iklim global, baik itu saat ini maupun pada masa depan.

Adalah Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), salah satu kawasan hutan lindung seluas 1,3 juta hektare yang berperan besar dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Dengan bergabungnya Kaltara ke dalam GCF, luas paru-paru dunia yang disebut sebagai kawasan penerapan Heart of Borneo (HoB) kini telah bertambah menjadi 5,1 juta hektare. Dua kawasan hutan lindung lainnya tersebar di negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam.

GCF sendiri adalah wadah yang mempertemukan para gubernur dari sejumlah negara pemilik hutan tropis. Beberapa pendekatan inovatif dilakukan untuk mitigasi perubahan iklim dan tata kelola hutan yang lebih baik, dimana dalam hal ini dilakukan secara berkesinambungan semenjak didirikan pada 2009.

Selain mendapatkan bantuan dana dari Negara Pendonor (Norwegia), dengan bergabung dalam GCF, maka akan terbuka kerjasama global dengan negara anggota dan organisasi internasional non-pemerintah dalam upaya pelestarian alam, lingkungan, dan kehutanan. Tak hanya itu saja, akan ada pula pembinaan serta pengembangan masyarakat desa, khususnya masyarakat adat atau lokal.(hms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *